Jurnal Edisi Januari - Juni 2024

SABDA HIDUP

APA YANG DIAJARKAN ALKITAB

(Teologi Sistematika)





Editorial

Jurnal Sabda Hidup mulai diterbitkan setiap 6 bulan sekali (per semester), dan pada edisi Juli-Desember 2023 tema yang diangkat adalah "APA YANG DIAJARKAN ALKITAB" (Teologi Sistematika). Topik-topik yang dibahas dalam jurnal ini ditulis oleh para dosen NSSBS dan para penginjil yang setia dalam kebenaran. Pada jurnal semester pertama ini hanya empat topik yang dimuat dan pada jurnal semester berikutnya ada empat topik lagi yang akan dimuat dengan tema yang sama.

Sudah lama orang Kristen di Indonesia membutuhkan satu buku yang berisi pokok-pokok ajaran Alkitab. Buku yang demikian diperlukan untuk membantu anggota-anggota jemaat dalam memahami ajaran-ajaran dasar Alkitab, sehingga mereka dapat bertumbuh dalam iman dan tidak diombang-ambingkan oleh berbagai-bagai jenis pengajaran palsu.

Ajaran-ajaran dasar Alkitab seperti; Keberadaan Allah, Pengilhaman Alkitab, Kristus, Roh Kudus, Manusia, Dosa, Gereja dan lain sebagainya, di lapangan teologi disebut “Teologi Sistimatika.” Ajaran tentang Allah disebut Teologi, tentang Kristus disebut Kristologi, tentang Malaikat dan Roh jahat disebut Angelogi dan Satanologi serta Demonologi, tentang Alkitab disebut Bibliologi, tentang Manusia disebut Antropologi dan tentang hal-hal akhir disebut Eskatologi serta masih banyak bidang-bidang lainnya dengan sebutannya masing-masing.

Harapan kami semoga jurnal ini dapat membantu pemahaman kita tentang pokok-pokok dasar ajaran Alkitab.

APA YANG DIAJARKAN ALKITAB TENTANG RENCANA KESELAMATAN

Oleh Lamhot Nainggolan


PENDAHULUAN

Tidak sedikit orang ingin selamat, akan tetapi sangat disayangkan hanya segelintir orang yang memikirkan keselamatan dan rencana keselamatan. Sebagian orang berpikir bahwa keselamatan itu akan diperoleh karena berkat Allah. Sebagian lagi berkata bahwa semuanya telah diatur dan direncanakan oleh Allah. Tidak sedikit pula orang berkata bila taat kepada Allah maka akan selamat. Bagaimanakah rencana keselamatan itu sesungguhnya dengan memperhatikan sifat Allah dengan keadaan manusia? Untuk mengetahui lebih jelas, marilah memperhatikan poin-poin berikut.

ANUGERAH

Dalam bahasa Yunani kata anugerah disebut dengan “charis” dan dalam bahasa Ibrani “hen” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris “grace”. Kata grace yang terdapat 155 kali dalam kitab Perjanjian Baru erat hubungannya dengan “charm” karena keduanya mempunyai tujuan yang sama. Grace dalam kamus bahasa Inggris mengandung arti gaya lemah-gemulai, keagungan, keapikan, waktu kelonggaran, doa kecil dan charm adalah daya tarik, pesona, keluwesan. Kata anugerah dalam kamus Indonesia-Inggris adalah “a gift from God, a gift from a person of higher status to other of lower status (suatu pemberian Allah, suatu pemberian dari orang yang lebih tinggi kepada orang yang lebih rendah)”.

Menurut The International Dictionary of the Bible, kata grace diartikan sebagai berikut; (1) Pembicaraan baik yang menghasilkan kegembiraan, menyenangkan, mempesona, manis, kasih; (2) Kehendak yang baik, belas kasihan, kemurahan hati (3) Kebaikan tuan terhadap hambanya.1

Bagaimanakah anugerah ini dengan rencana keselamatan? Allah yang maha-tahu segalanya telah merencanakan sejak semula (sebelum dunia ini diciptakan) keselamatan manusia (Efesus 1:4). Allah yang maha kasih dan murah membuat rencana untuk menghidupkan kembali manusia yang mati dalam dosa oleh hawa nafsu duniawi melalui Yesus Kristus yaitu anak-Nya yang tunggal (Efesus 2:3-5; Yohanes 3:16). Yohanes lebih jelas berkata bahwa Taurat diberikan oleh Musa tetapi kasih dan karunia diberikan melalui Yesus (Yohanes 1:17). Allah menganugerahkan keselamatan itu dengan cuma-cuma (Yohanes 3:16; Efesus 2:8), dan anugerah keselamatan itu hanya di dalam Yesus Kristus dan diterima oleh orang yang taat kepada-Nya (Yohanes 1:11; 12:48). Dalam hal inilah grace sangat erat hubungannya dengan mercy. Mercy yang dalam bahasa Yunani “eleo” dalam bentuk kata kerja dan “eleos” dalam bentuk kata benda, mengandung arti belas kasihan, kemurahan hati, rahmat, tidak memberi hukuman kepada si pelanggar hukum, terharu sehingga menuntut tindakan untuk menolong, tidak menuntut imbalan, yang kamu terima dengan cuma-cuma maka kamu berikanlah juga dengan cuma-cuma (Matius 10:8). Engkaupun harus mengasihi kawanmu seperti Aku telah mengasihi engkau? (Matius 18:33). Walaupun grace dan mercy mempunyai persamaan (cuma-cuma) namun grace lebih dalam dari pada mercy, contohnya, seseorang menempati rumah yang bukan miliknya sendiri dan merusak rumah tersebut, namun pemilik rumah tidak menghukumnya dan tidak menuntut bayaran inilah mercy. Setelah pemilik rumah menunjukkan mercy, ia memaafkan dan memberikan tempat untuk tinggal inilah grace. Orang berdosa diampuni oleh Allah melalui Yesus Kristus dan menyediakan tempat di surga.

Berikut ini tanggapan orang berhubungan dengan grace; (1) Anugerah adalah kemurahan Allah terhadap manusia yang sebenarnya tidak layak untuk mendapatkannya, Bill Habaran.2 (2) Hal yang tidak dapat dilakukan oleh manusia untuk dirinya sendiri, Allah memberikan jalan keluarnya (Roma 6:23; Yohanes 3:16) Buster. 3 (3) Untuk mencapai puncak tujuan, Allah menuntut ketaatan agar anugerah itu diperoleh, Wesley. 4

Dalam rencana keselamatan menyangkut dua hal: Pertama bagian Allah, yaitu hanya Allah-lah sumber keselamatan. Oleh karena anugerah Allah-lah sehingga manusia selamat, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita, oleh kasih karunia kamu diselamatkan (Efesus 2:5), karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usahamu tetapi pemberian Allah (Efesus 2:8). Kedua bagian manusia, yaitu sesuatu yang harus dilakukan oleh manusia untuk memperoleh anugerah itu. Manusia wajib mempunyai iman, tanpa iman tiada berkenan kepada Allah, sebab barang siapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari dia (Ibrani 11:6). Mempunyai iman adalah suatu hal dan bagaimana untuk memperoleh iman adalah hal yang lain. Untuk memperoleh iman manusia harus mendengarkan injil Kristus (Roma 10:17). Dari bagian manusia ini akan dibagi lagi dalam beberapa bagian seperti Iman, Pertobatan, Pengakuan, Baptisan.

IMAN

Iman dalam bahasa Yunani yaitu “Pistis” dalam bahasa Inggris “faith” yang terdapat 243 kali dalam bentuk kata benda, dan percaya dalam bahasa Yunani yaitu “Pisteuo” dalam bahasa Inggris “believe” yang terdapat 240 kali dalam bentuk kata kerja dan mengandung arti yang sama hanya bedanya adalah bentuk katanya (benda dan kerja). Percaya (believe) adalah kata kerja yang menuntut aksi, sedangkan iman (faith) adalah kata benda yang mengidentifikasikan apa yang ada dalam hati orang tersebut.5

Defenisi iman itu sendiri adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kelihatan (Ibrani 11:1). Semua orang percaya adanya surga yang walaupun belum melihatnya dan berharap untuk masuk ke sana. Juga percaya bahwa Allah ada yang walaupun belum pernah melihatnya dan berharap agar bersama-sama dengan Dia kelak. Keyakinan ini tertanam dalam hati melalui providence Allah dan karya-Nya serta diteguhkan oleh firman-Nya. Orang sakit tidak melihat khasiat obat, akan tetapi ia percaya dan yakin bila makan obat, penyakitnya akan sembuh.

Bagaimanakah iman itu datang adalah merupakan hal yang sangat penting untuk kita ketahui, mengingat bahwa iman itu merupakan dasar dari segalanya. Oleh karena itu, sumbernya-pun jangan sampai tidak diketahui. Roma 10:17 mengatakan bahwa iman itu timbul dari apa yang didengar dan apa yang didengar itu berasal dari pemberitaan tentang Kristus, (terjemahan baru edisi 2). Jadi iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus, (terjemahan baru). Jadi sangat jelas bahwa sumber iman itu adalah perkataan (firman) Kristus dan prosesnya ialah melalui pemberitaan (belajar, membaca) akan perkataan (firman) Kristus (contoh baca Kisah Rasul 15:7; 14:1; 18:8). Iman yang dimiliki oleh seseorang itulah yang menggerakkan hatinya untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya. Iman itu merupakan cermin bagi manusia untuk selamat. Oleh karena imanlah kita mau bertobat, mengaku, berbaptis dan kita melakukan segalanya sesuai dengan apa yang kita imani. Jadi merupakan hal yang sangat tepat mengapa iman yang pertama-tama dipelajari dalam rencana keselamatan.

PERTOBATAN

Dalam bahasa Yunani kata pertobatan adalah “metanoeo” dan bahasa Inggris “repent” yaitu dalam bentuk kata kerja yang berarti menyesali, bertobat, menyatakan penyesalan, dan bentuk kata bendanya adalah “metanoia” dalam bahasa Inggris “repentance” yang berarti penyesalan, tobat. Kata repent terdapat 34 kali dalam Alkitab dan kata repentance terdapat 22 kali. Kedua kata ini dipergunakan 9 kali dalam Perjanjian Lama, 7 kali berhubungan dengan pembaptisan Yohanes, 4 kali berhubungan karena kerajaan sorga sudah dekat, 15 kali untuk orang Kristen yang jatuh ke dalam dosa dan 21 kali untuk langkah keselamatan.6

Kata tobat, menyesal, lebih lanjut menekankan “berhenti berbuat, mengalihkan perhatian, berbalik 180 derajat.” Seorang pilot yang ingin pergi ke arah Utara, mengalihkan perhatiannya ke arah Selatan sehingga ia berhenti mengarahkan pesawatnya ke Utara dan seketika itu juga ia berbalik ke arah Selatan. Lukas 15:11-21 menggambarkan pertobatan yang sesungguhnya lebih lanjut.

Siapakah yang perlu bertobat? Yang perlu bertobat adalah mereka yang melanggar perintah Allah (1 Yohanes 3:4). Yesus berkata dalam Lukas 13:3, tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa dengan cara demikian. Allah ingin agar semua manusia di kolong langit bertobat (Kisah Rasul 17:30, 31). Lebih jelasnya dapat kita mengetahui pentingnya pertobatan itu melalui pernyataan Yesus dalam Lukas 24:46-47, .... dalam nama-Nya berita tentang pertobatan untuk pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa mulai dari Yerusalem. Bukti pernyataan ini dapat dilihat dalam Kisah Rasul 2:1-37. Setelah orang banyak menyesal atas perbuatannya, mereka bertanya kepada Petrus “apa yang harus kami perbuat?” Petrus berkata hendaklah kamu bertobat dan berilah dirimu dibaptis untuk jalan keampunan dosamu (ayat 38). Pertobatan yang dibuat adalah bukti dari pada iman yang ditimbulkan oleh pendengaran akan perkataan Kristus. Bila seseorang mendengarkan firman, dan seharusnya ia bertobat tetapi tidak mau bertobat, berarti orang tersebut tidak beriman seturut dengan firman Tuhan.

Roy Deaver berkata lebih lanjut bahwa pertobatan adalah kejujuran, kesungguhan dan ketulusan. Hal ini didapatkan dengan meninggalkan dosa dan mengikuti jalan yang seharusnya dan sesuai dengan kehendak Allah. “Berbalik dari” atau “ingin ke” adalah tergantung kepada ketulusan, kemauan dan penuntun untuk melakukan yang benar atau menjadi benar dengan adanya duka cita Ilahi (2 Korintus 7:10). Duka cita Ilahi dihasilkan oleh kesadaran yang dalam akan pelanggaran hukum, pemahaman akan hukum Allah, menaruh iman dan kasih kepada Allah serta firman-Nya yang disertai ketulusan dan tanggung jawab yang penuh. Dengan demikian pertobatan itu akan membuat restitusi (pemulihan) sebagaimana mestinya.7

PENGAKUAN

Pengakuan dalam bahasa Yunani adalah “homologeo", dalam bahasa Inggris “confess”, dalam bentuk kata benda terdapat 26 kali dan “homologia” dalam bahasa Inggris “confession” dalam bentuk kata kerja yang terdapat 6 kali.8 Kata homologeo terdiri dari dua kata yaitu “homo”(same) dan “logos” (word). Arti harfiahnya adalah same word atau to say the same thing as another yang artinya mengatakan hal yang sama seperti yang lain.9

Berhubungan dengan keselamatan, kata yang kita ungkapkan harus sama dengan yang diungkapkan yang lain. Dalam Matius 3:17; 17:5, Allah membuat pengakuan, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah olehmu akan Dia.” Demikian juga Petrus membuat pengakuan dalam Matius 16:16, “Engkaulah Mesias Anak Allah yang hidup” dan akhirnya sida-sida dari Etiophia dalam Kisah Rasul 8:37, “aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah.” Dalam pengakuan, kita pun harus menyatakan hal yang sama seperti Allah, Petrus, Sida-sida dan lain-lain. Dengan pengakuan yang kita buat di hadapan manusia, maka Yesus-pun akan mengakui kita dihadapan Bapa-Nya yang di surga (Matius 10:32-33). Perbedaan pernyataan pengakuan manusia dengan Allah adalah bahwa Allah menyatakan suatu ketetapan bahwa manusia harus mendengarkan Allah melalui Yesus dan bukan melalui Musa atau nabi-nabi lain (Ibrani 1:1, 2), sedangkan pernyataan pengakuan manusia adalah merupakan salah satu langkah menuju kepada keselamatan.

Pengakuan akan Kristus yang didasari oleh iman sangat penting untuk diungkapkan dihadapan manusia mengingat bahwa keselamatan itu hanya didapatkan didalam Kristus (baca Kisah Rasul 4:12; Yohanes 3:16). Orang yang mau selamat harus menaruh kepercayaannya kepada Yesus dan bukan Musa, Nabi-nabi atau rasul-rasul, dan kepercayaannya itu harus diakui dihadapan orang, dengan cara yang demikian itu-pun Yesus akan mengakuinya dihadapan Bapa-Nya di surga. Sebagai contoh yang sangat tepat untuk ini adalah sida-sida dari Etiophia (Kisah Rasul 8:37), ia mengakui Yesus dihadapan manusia (Filipus).

BAPTISAN

Baptisan tidak pernah disinggung dalam Perjanjian Lama yang walaupun ada tindakan yang berhubungan dengan arti baptisan. Pada zaman Yohanes Pembaptis mulailah hal ini terungkap dan Yohanes sendiri mempraktekkan baptisan dengan cara selam di sungai Yordan. Kata baptisan dalam bahasa Yunani adalah “baptizo” dalam bentuk kata kerja dan “baptisma” dalam bentuk kata benda. Dalam bahasa Inggris diartikan “dip” atau “immerse”.10 Kamus-kamus umum setuju dengan pernyataan “to dip” atau “to immerse” yang berarti "mencelupkan, membenamkan".

Tokoh-tokoh reformasi sangat setuju dengan arti baptisan yang sesungguhnya yang sesuai dengan bahasa aslinya dengan membuat komentar sebagai berikut; (1) Anders Nygren menuliskan “bila seseorang dibaptiskan (diselamkan, dibenamkan) ke dalam air, itu merupakan gambaran dari penguburan Yesus, dan ketika seseorang bangkit dari air, itu merupakan gambaran dari kebangkitan Kristus dari kubur.” (2) Everett F. Harrison berkata, “gambaran Paulus dalam Roma 6:3-4 dikuburkan bersama dengan Kristus, merupakan suatu saat yang sama dimana tubuh berada di dalam air sama seperti tubuh Kristus berada dalam kubur.” (3) J.B. Lightfoot berkata “sebagai seorang Prof. B. Jonett saya mengamati apa yang dikatakan oleh rasul tentang baptisan yaitu dikuburkan seperti seseorang yang mati, merupakan gambaran (image) daripada baptisan dan merupakan suatu tindakan yang menghilangkan aksi percik.” (4) Martin Luter menuliskan, “kata baptisan yang berasal dari bahasa Yunani (baptizo) yang sama dengan bahasa Latin (Mersio) yang berarti dibenamkan dalam air dan menyatakan arti ditutupi oleh air.”11. Baptisan itu bukanlah “rhantizo” (springkling atau percik) atau “cheo” (pour atau tuang). Dalam Imamat 14:15-16 sangat jelas kelihatan perbedaan kata percik, tuang dan celup (benam) yaitu “Imam itu harus mengambil sedikit dari minyak yang satu log itu dan menuangnya (pour atau cheo) ke telapak tangan kiri imam sendiri, ia harus mencelupkan (immerse atau baptizo) jari kanannya ke dalam minyak yang di telapak tangan kirinya itu dan sedikit dari minyak itu harus dipercikkannya (springkling atau rhantizo) dengan jarinya tujuh kali di hadapan Tuhan.12

Dalam Alkitab ada 5 aksi baptisan yang berbeda tetapi arti atau maknanya sama seperti; (1) Baptisan awan dan laut yang ditujukan kepada bangsa Israel (1 Korintus 10:1, 2); (2) Baptisan api, yaitu untuk penghukuman (Matius 3:11); (3) Baptisan penderitaan Kristus (Markus 10:38, 39); (4) Baptisan Rohkudus, yang merupakan janji (Matius 3:11; Markus 1:8; Lukas 3:16; Yohanes 1:33). (Kisah Rasul 2 untuk rasul-rasul dan Kisah Rasul 10 untuk orang kafir yaitu Kornelius); (5) Baptisan air (Markus 1:4-5; Yohanes 3:22, 26; 4:1, 2; Matius 28:19).13 Dalam pelajaran ini kita membahas tentang baptisan air yang berhubungan dengan keselamatan. Siapakah yang perlu dibaptis? Orang yang hendak dibaptis adalah mereka yang telah mendengarkan injil (Markus 16:15), mereka yang percaya akan Injil (Markus 16:16), mereka yang bertobat (Kisah Rasul 2:38) dan mereka yang mengaku Kristus (Matius 10:32, 33).

Apakah tujuan baptisan? Khususnya baptisan air yang sedang kita bahas dan dipraktekkan sesuai dengan Alkitab mempunyai tujuan yang berbeda antara lain; dalam masa pelayanan Yohanes Pembaptis sebagaimana misinya yaitu mempersiapkan jalan (hati manusia) untuk menerima kerajaan surga yang sudah dekat, maka ia melakukan pembaptisan pertobatan untuk pengampunan dosa (Markus 1:4; Lukas 3:3).

Baptisan yang dilakukan oleh Yesus adalah contoh yang lain untuk menunjukkan bukti lain tujuan baptisan yaitu untuk menggenapi firman Allah (Matius 3:15). Sangat jelas bahwa tujuan baptisan yang diterima Yesus bukanlah untuk pertobatan dan pengampunan dosa karena Yesus tidak berdosa (1 Petrus 2:22). Komentator berkata bahwa tujuan pembaptisan Yesus adalah; (1) Merupakan simbol pengesahan diri-Nya sendiri kepada Bapa untuk melakukan pekerjaan Bapa-Nya di dunia ini; (2) Membuat contoh kepada manusia dimana setelah dibaptis haruslah melakukan yang benar dan hidup sesuai dengan perintah Allah; (3) Memberikan contoh baptisan yaitu dibenamkan di dalam air. Kristus merupakan teladan di dalam segalanya kepada manusia.14

Tujuan baptisan air yang lain adalah untuk pengampunan dosa. Baptisan pertobatan pengampunan dosa telah dinyatakan sebelumnya (Markus 1:4; Lukas 3:3), akan tetapi bukan baptisan pengampunan dosa di dalam nama Yesus. Sekarang yang sedang kita bicarakan adalah baptisan air untuk pengampunan dosa didalam nama Yesus (Lukas 24:46, 47), kata-Nya kepada mereka, “Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan untuk pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem” Perhatikan kalimat “dalam nama-Nya (Yesus) berita tentang pertobatan untuk pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa mulai dari Yerusalem.”

Bagaimanakah supaya dosa diampuni? Petrus berkata dalam Kisah Rasul 2:38, “hendaklah kamu bertobat dan memberi dirimu dibaptis didalam nama Yesus Kristus untuk jalan keampunan dosamu.” Mulai kapankah praktek baptisan air untuk jalan pengampunan dosa didalam nama Yesus dimulai? Pada hari Pantekosta setelah kebangkitan Yesus dari antara orang mati (Lukas 24:46, 47; Kisah Rasul 2:1-41).

MENJADI PENGIKUT TUHAN

Setelah seseorang beriman, mengaku, bertobat dan berbaptis, ia telah selamat karena dosanya telah diampuni. Dengan demikian itu pula Allah langsung menambahkan orang itu kepada jumlah yang sudah selamat sebelumnya (Kisah Rasul 2:47). Rencana keselamatan itu telah terealisasi didalam kehidupan seseorang berkat kemurahan Allah dan penurutan orang tersebut akan firman Allah. Mereka (laki-laki dan perempuan) yang telah dibaptiskan menjadi anak-anak Allah dan sekaligus menjadi anggota kerajaan Allah (Galatia 3:26-29; 1 Korintus 6:15). Sekarang dosa telah diampuni, namun agar memperoleh hidup yang kekal di surga haruslah tetap setia hingga akhir (Wahyu 2:10).

KESIMPULAN

Rencana keselamatan itu merupakan anugerah Allah dengan cuma-cuma yang diterima oleh seseorang melalui Yesus Kristus. Dengan ketaatan seseorang dalam melakukan firman Tuhan, keselamatan itu pasti akan diperolehnya. Semoga dengan belajar “Rencana Keselamatan” ini pengetahuan dan kehidupan kita semakin sempurna dihadapan Tuhan.

Catatan akhir:

1. Eddie Cloer (Ed.), Love, Grace, Mercy and Baptism, (Truth For Today), S. Benton, Searcy, AR 72143, 1999, p. 8
2. William S. Cline (Ed.), Grace and Works, (Firm Foundation), Publishing Company, October 1991, p. 5.
3. William S. Cline (Ed.), Grace, Law, Baptism, (Firm Foundation), Publishing Company, January 1991, p.13-24.
4. Charles Blair (Lecturship Director), Grace of God, (Christian Living), Robinson Type Setting 304 Ripley St. Corinth, MS 38834, November 1995, p. 60-64.
5. Eddie Cloer (Ed.), Baptism A Response of Faith, (Truth for Today), 1999, p. 4-5
6. Ibid., p. 4.
7. Michael Hatcher (Ed.), Preaching on The Plan of Salvation, (Preaching God Demands), Sain Publications 217 East Jefferson Street, Pulaski, TN 38478, August 1982, p. 214.
8. Eddie Cloer (Ed.), Baptism A Response of Faith, (Truth for Today), 1999, p. 4.
9. Hatcher, op.cit., p. 207-221.
10. Cloer (Ed.), op.cit., p. 3-4.
11. Ibid., p. 20-21.
12. Alan E. Highers (Ed.), The History of Springkling and Infant Baptism, (The Spritual Sword), July 1992, Church of Christ 1511 Getwell Road, July 1992, p. 26-27.
13. Cloer (Ed.), op.cit., p. 3-4.
14. Eddie Cloer (Ed.), Jesus Was Baptized, (Truth for Today), S. Benton, AR 72143, 2000, p. 13-15.
15. John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, P.T. Gramedia Jakarta, Januari 1995, hal. 277.
16. John M. Echols, Kamus Indonesia-Inggris, P.T. Gramedia Jakarta, Pebruari 2003, hal. 25.
17. Alkitab Terjemahan Baru (Edisi 2), LAI Jakarta, 2001.
18. Alkitab Terjemahan Baru, LAI Jakarta, 2001.

Baca selanjutnya Apa yang Diajarkan Alkitab tentang Gereja

Related Posts