The Bible Refute Liberalism and Antism


Jurnal Edisi Juli - Desember 2024

SABDA HIDUP



The Bible Refutes Liberalism and Antism

(Alkitab Membantah Liberalisem dan Antisme)

Oleh Alip Djoehaeri


Salah satu fakta sejarah yang tidak dapat disangkal adalah kecenderungan manusia untuk berpendapat dan bersikap ekstrem, terutama dalam bidang agama. Contoh: Ajaran ekstrem keselamatan oleh “perbuatan saja” memunculkan ajaran ekstrem keselamatan oleh “iman saja.”

Gereja Tuhan juga tidak kebal terhadap hal-hal yang ekstrem. Setiap posisi ekstrem di kalangan umat Allah, dari zaman para rasul hingga hari ini, pada dasarnya berkisar pada dua filosofi yang berlawanan, yang secara umum disebut "liberalisme" dan "antisme."

Liberalisme mulai muncul di gereja-gereja pada abad ke-17 dan terus berpengaruh hingga tahun 1920-an dan hingga kini.

Liberalisme Teologis dimulai dengan gagasan filsuf dan matematikawan Prancis Rene Descartes, yang percaya bahwa pribadi yang berpikir adalah unsur utama yang darinya realitas lain dapat disimpulkan.

Kekristenan Liberal tumbuh dari zaman Pencerahan dan Romantisisme, dan dicirikan oleh penekanan pada akal dan pengalaman di atas otoritas doktrinal. Gerakan ini paling dominan di gereja-gereja Protestan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.

Liberalisme mengacu kepada sikap dan pendekatan tertentu dalam agama yang tidak mau bersikap seketat dan sepasti Firman Allah.

Orang "liberal" adalah orang yang "dermawan." Namun liberal dalam teologi adalah "kedermawanan" yang salah tempat, sebab orang itu "memberikan" apa yang Tuhan tidak berikan. Contoh: gereja boleh merayakan perjamuan Tuhan pada hari apa saja selain hari Minggu.

"Kaum liberal" menolak untuk mengikat hal-hal yang Tuhan telah ikat. Mereka malah memperlakukan apa yang Alkitab wajibkan sebagai pilihan pribadi.

Kebalikan “liberalisme” adalah “antisme.” Kelompok antisme cenderung bersikap lebih ketat daripada hukum Allah itu sendiri. Kelompok ini menentang atau melarang hal-hal yang Allah izinkan.

Mereka sering berusaha mengikat atau melarang apa yang tidak diikat atau dilarang oleh Allah. Contoh: “antisme” melarang Perjamuan Kudus dilaksanakan sebelum khotbah pada hari Tuhan.

Kaum "liberal" melonggarkan sedangkan kaum "anti" menyempitkan ajaran Tuhan. Dengan kata lain, kaum liberal “menambahkan” dan kaum anti “mengurangi” ajaran Tuhan (bdk. Why. 22:18-19 dan Ula. 4:2).


Apa Itu Liberalisme?

Liberalisme adalah ajaran Kristen—sebenarnya bukan ajaran Kristen—yang bebas dan terbuka di mana akal budi atau nalar manusia ditekankan dan diperlakukan sebagai otoritas terakhir.

Liberalisme berusaha mendamaikan agama Kristen dengan sains sekuler dan pemikiran modern. Jadi, mereka memperlakukan sains sebagai yang mahatahu dan Alkitab sebagai yang penuh dongeng dan palsu.

Bantahan Alkitab : "Janganlah menganggap dirimu pandai!” (Rom. 12:16b); sebaliknya, ”Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersan- dar kepada pengertianmu sendiri” (Ams. 3:5).


Tanda-Tanda Liberalisme

Karakteristik ajaran liberal pada dasarnya merupakan pengubahan terhadap ajaran Kristen Alkitabiah. Contoh:

  1. Liberalisme sangat menekankan karakter kasih Allah dan Ia tidak bisa bersikap keras terhadap dosa. Dosa tidak memisahkan manusia dari kasih-Nya, sehingga tidak seorang pun akan sesat. Pandangan seperti itu menegaskan konsep universalisme, yaitu bahwa semua orang akan diselamatkan.

    Bantahan Alkitab, ”Sebab itu perhatikanlah kemu- rahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekeras- an atas orang-orang yang telah jatuh...” (Rom. 11:22a).

  2. Liberalisme menolak keilahian Yesus dan semua mujizat yang Ia adakan sebab isme ini menegaskan bahwa Alkitab bukan wahyu ilahi. Alkitab hanya dili- hat sebagai kumpulan tulisan manusia, hanya catat- an sejarah. Jadi, otoritas Alkitab mereka tolak.

    Bantahan Alkitab, ”Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia … akan membual dan menyombongkan diri, … berlagak tahu, … Seca- ra lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuat- annya. Jauhilah mereka itu!” (2Tim. 3:1-5; bdk. ay. 15-16).

  3. Liberalisme percaya bahwa agama Kristen tidak ber- beda dari agama-agama lain. Semuanya berasal dari sumber dasar yang sama. Iman Kristen bukan sesua- tu yang unik. Dengan demikian, amanat agung untuk menginjili dunia ditolak.

    Bantahan Alkitab: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6). ”Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup” (1Yoh. 5:11- 12).

Jika pimpinan gereja mulai menghindari isu-isu doktri- nal, ini salah satu indikasi gereja itu liberal. Alasannya beragam, mulai dari "peka terhadap orang lain" hingga topik-topik doktrinal dapat "menghalangi Injil kasih.”

Jika pemimpin gereja mulai mengompromikan doktrin- doktrin Alkitabiah dengan "pendekatan interpretatif yang baru dan berbeda dari isi Kitab Suci" kita bisa pastikan adanya kompromi dan indikasi liberal-isme. Pemimpin itu mungkin orang baik dengan gelar tinggi, tetapi Iblis juga "menyamar sebagai malaikat terang" (lihat 2Kor. 11:13-15).


Apa Itu Antisme?

Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi kadang-kadang disebut sebagai kaum “anti” abad pertama. Mereka selalu ingin mengikatkan tradisi dan pendapat mereka sebagai hukum kepada orang lain, yang tidak diikat oleh Allah (lihat Kis. 15:1).

Bahkan rasul Petrus pun ikut terjerat dalam semangat “antiisme,” sebagaimana ditunjukkan oleh perilakunya di Antiokhia (Gal. 2:11-14).

Bantahan Alkitab: "Mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?” (Kis. 15:10).

Dalam pendekatan terhadap Alkitab, kaum "anti" lebih sempit daripada Tuhan. "Antisme" sering kali memper- sempit batas-batas doktrin Alkitab dan kepada siapa mereka dapat bersekutu. Contoh:

  1. Antisme menentang uang kas gereja diberikan kepada siapa saja yang bukan Kristen. Alasannya, gereja-gereja Perjanjian Baru hanya memberi kepada orang Kristen. Ini disebut Non-Saints doctrine.

    Bantahan Alkitab: "Karena itu, selama masih ada ke- sempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepa- da semua orang, tetapi terutama kepada kawan- kawan kita seiman” (Gal. 6:10; bdk. Yak. 1:27).

  2. Antisme menentang kerja sama keuangan dengan gereja lain. Mereka berpendapat bahwa dalam Perjanjian Baru tidak ada contoh gereja yang bekerja sama soal keuangan dengan gereja lain. Mereka melarang gereja memberi uang kepada gereja lain. Ini disebut Anti Cooperation Doctrine.

    Bantahan Alkitab: "Jemaat-jemaat lain telah kuram- pok dengan menerima tunjangan dari mereka, supaya aku dapat melayani kamu!” (2Kor. 11:8; bdk. Flp. 4:15).

  3. Antisme menentang penggunaan lebih dari satu cawan dalam Perjamuan Kudus. Mereka berpenda- pat bahwa Yesus hanya menggunakan satu cawan dan kita pun harus menggunakan satu cawan. Mere- ka melarang penggunaan lebih dari satu cawan. Ini disebut One Cup Doctrine.

    Bantahan Alkitab: "Sesudah itu Ia mengambil ca- wan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: ’Minumlah, kamu semua, dari cawan ini’” (Mat. 26:27). Yang dimaksud nas ini ada- lah isi cawannya bukan cawannya (bdk. Luk. 22:17).


Kesimpulan

Ketika kita berusaha untuk dibenarkan oleh seperangkat hukum dan tradisi buatan manusia baik liberal atau anti, kita sedang menjauhkan diri dari kasih karunia.

Arti kasih karunia adalah bahwa Allah menerima kita bukan karena hal-hal yang boleh dan tidak boleh kita lakukan, tetapi karena siapa kita di dalam Kristus.

“Dan oleh kasih karunia [kita] telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus” (Rom. 3:24).
“Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan jangan-lah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu” (Ula. 4:2; bdk. Why. 22:18-19).

Baca Selanjutnya The Work of The Holy Spirit