Apa yang Diajarkan Alkitab tentang Setan dan Roh-roh Jahat
APA YANG DIAJARKAN ALKITAB TENTANG SETAN DAN ROH-ROH JAHAT
Oleh Barry T. Hatcher, BA., MA., D.Min.
PENDAHULUAN
Angelogy adalah studi tentang malaikat dan kita akan menunjukkan bahwa adalah kebenaran logis untuk memasukkan studi tentang setan dan roh-roh jahat ke dalam studi tentang malaikat. Masing-masing bidang studi ini mempunyai kesulitan-kesulitannya tersendiri, sebab Allah tidak memberikan banyak informasi dalam firmanNya tentang sejumlah pertanyaan yang mungkin ditanyakan mengenai topik ini. Allah telah menyatakan lebih banyak informasi mengenai rencana keselamatan atau Gereja Perjanjian Baru dari pada topik mengenai setan dan roh-roh jahat ini. Tetapi informasi yang ada mengenai malaikat, setan dan roh-roh jahat sudah cukup bagi seseorang untuk hidup sebagai seorang Kristen. Bukanlah pada tempatnya bagi kita untuk berspekulasi melampaui apa yang masuk akal untuk dilakukan. Seseorang harus menerima kenyataan bahwa Allah dalam hikmatnya yang tak terbatas, telah memilih untuk mengatakan kepada kita melalui firmanNya yang diwahyukan, hanya sejumlah informasi mengenai malaikat-malaikat. Ingatlah bahwa Allah tidak memberitahu kita segala sesuatu, Musa menulis,
“Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini" (Ulangan 29:29).
Dalam pelajaran ini sama seperti pelajaran-pelajaran lain dari firman Allah, sikap kita haruslah memperhatikan ketepatan. Kita tidak boleh memiliki sikap yang salah tentang firman Allah sehingga berpegang pada opini apa saja tentang topik apapun dalam Alkitab yang tidak disokong oleh ayat-ayat suci. Sebab itu, maksud kita dalam pelajaran ini adalah untuk mempersembahkan hanya fakta-fakta tentang setan dan roh jahat yang dinyatakan dalam firman Allah yang suci, dan adalah tanggung-jawab suci kita untuk mengambil kesimpulan yang benar dan hanya kesimpulan yang masuk akal serta sepenuhnya berdasarkan fakta yang diberikan oleh wahyu Tuhan.
Penting juga bagi kita untuk membuat aplikasi yang benar untuk mengambil kesimpulan dari fakta-fakta dan apa yang disimpulkan secara tidak langsung dari fakta-fakta. Aplikasi apapun yang tidak didukung oleh fakta-fakta, tidak akan diterima oleh pelajar Alkitab yang serius.
Pelajaran tentang setan adalah sebuah topik yang menarik dan pelajaran tentang malaikat adalah penting untuk mengerti tentang asal-usul setan. Allah bertanya kepada Ayub,
“Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? -- Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya? Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?” (Ayub 38:4-7).
Dari ayat-ayat ini, kita mengerti bahwa ketika Allah menciptakan dunia, “semua anak Allah” bersorak- sorai atas apa yang Allah telah ciptakan. Siapakah “semua anak Allah” ini? Mereka pastilah malaikat-malaikat. Tidak ada kemungkinan yang lain sebab “anak-anak Allah” ini adalah saksi kepada penciptaan. Mereka diciptakan sebelum Allah memulai penciptaan alam semesta dan semua yang ada di alam semesta. “Semua anak Allah” ini bukan manusia sebab mereka menyaksikan penciptaan Adam dan Hawa yang adalah manusia pertama.
Allah mengatakan dalam firmanNya bahwa Dia menciptakan malaikat-malaikat. Perhatikan apa yang dinyatakan,
“Haleluya! Pujilah TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya! Pujilah Dia, hai matahari dan bulan, pujilah Dia, hai segala bintang terang! Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit, hai air yang di atas langit! Baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta” (Mazmur 148:1-5).
Malaikat adalah ciptaan Allah di surga bukan di bumi. Ini dinyatakan oleh Allah bahwa Dia mempunyai keluarga di surga. Paulus menulis,
“Itulah sebabnya aku sujud kepada Bapa, yang dari pada-Nya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya” (Efesus 3:14, 15).
Allah mempunyai keluarga di surga yang berbeda dengan yang ada di bumi.
Kita baca dalam kitab Ibrani,
“Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel” (Ibrani 12:22-24).
Perhatikan disitu ada banyak malaikat yang menjadikan keluarga Allah di surga. Menurut ayat ini saja, Allah mengatakan kepada kita bahwa ada lebih banyak malaikat dari yang dapat dihitung oleh manusia. Ketika Yesus berada di taman dan menjelang Dia ditangkap oleh orang banyak, setelah Yudas mengkhianati Dia, murid-murid bersiap-siap untuk membela Dia dan Yesus mengatakan,
"Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?” (Matius 26:52, 53).
Sepasukan (satu legion) diketahui berjumlah kira-kira enam ribu (6.000) orang. Yesus mengatakan bahwa Dia dapat memanggil 12 pasukan malaikat atau tujuh puluh dua ribu (72.000) malaikat turun dari surga untuk berperang membela Dia.
SIAPAKAH SETAN?
Setan adalah seorang malaikat dan diciptakan oleh Allah, dan pada suatu waktu, setelah dia diciptakan, dia berdosa dan memberontak melawan Allah dan diusir keluar dari surga. Tetapi setan pada awalnya tidak diciptakan sebagai suatu mahluk yang jahat, tidak pula ditakdirkan (ditentukan sebelum dia diciptakan) oleh Allah untuk menjadi malaikat yang jatuh untuk memenuhi “peranan iblis.” Kita harus menerima fakta bahwa setan itu diciptakan. Mengapa? Sebab sebelum Allah memulai pekerjaan penciptaannya, hanya Allah yang ada. Ketika saya berbicara tentang “Allah yang satu” yang saya maksudkan adalah “Ke-Allah-an” yang terdiri dari tiga pribadi yang membentuk Ke-Allah-an (Bapa, Firman [Putra] dan Roh Kudus) (Matius 28:19; Markus 1:9-11; Yohanes 1:1-3). Setan tidak pernah menjadi bagian dari Ke-Allah-an, tetapi dia yang dikenal dengan jalan kejahatannya adalah seorang malaikat ciptaan yang memilih untuk berbuat dosa dan memberontak melawan Allah di surga (2 Petrus 2:4; Yudas 6). Ketika setan diciptakan oleh Allah, dia sempurna dan tanpa dosa. Kitab suci menyatakan secara tidak langsung bahwa dia adalah malaikat tingkat tinggi dalam pelayanan kepada Allah. Kemungkinan dia adalah penghulu malaikat (archangel) sebelum Mikhael menjadi penghulu malaikat, tetapi kemudian setan memilih untuk memberontak pada suatu waktu setelah dia diciptakan. Kita menyimpulkan ini dari informasi yang kita dapat dari Yesaya yang berbicara melawan raja Babilonia, sebab dia telah meninggikan diri di hadapan Allah dan manusia dan menjadikan dirinya sendiri sebagai “allah,” dan raja ini menganggap dirinya sendiri sebagai yang terbesar di atas bumi. Yesaya menyatakan bagaimana raja Babilon adalah seperti “Lucifer” (Bintang Timur) - “Putra Fajar” (Yesaya 14:12). Sebagaimana setan suatu waktu pernah dikenal di surga, Yesaya memakai bahasa kiasan bukan saja untuk mengidentifikasi dosa raja Babilonia tetapi untuk menyatakan kepada kita beberapa informasi tentang setan pada waktu dia jatuh dari surga. Raja Babilonia tidak pernah jatuh dari surga. Tetapi dia mempersonafikasikan “Lucifer” (menjadi dikenal sebagai setan) yang jatuh dari surga.
Bahasa yang menggambarkan setan sebagai Lucifer atau “Bintang Timur” dan “Putra Fajar” mengisyaratkan bahwa dia adalah seorang malaikat yang memiliki wewenang besar dan kemungkinan penghulu malaikat (archangel).
Alasan yang paling meyakinkan yang harus disimpulkan seseorang bahwa setan adalah diciptakan dan diciptakan dalam keadaan tidak berdosa dan sempurna seperti semua malaikat ada hubungannya dengan pekerjaan dan sifat Allah. Pertama, mengenai penciptaan khusus oleh Allah, Dia menciptakan semuanya dan itu menyatakan secara tidak langsung bahwa Allah menciptakan seorang malaikat yang kemudian dikenal sebagai setan. Setan tidak eksis dengan sendirinya dan dia tidaklah kekal. Setan tidak seperti Allah dalam hal kekuatan. Dia adalah mahluk ciptaan, dan ciptaan tidak lebih besar dari pencipta. Nabi Nehemia ketika menulis tentang Allah (Bapa, Putra dan Roh Kudus) menulis,
"Hanya Engkau adalah TUHAN! Engkau telah menjadikan langit, ya langit segala langit dengan segala bala tentaranya, dan bumi dengan segala yang ada di atasnya, dan laut dengan segala yang ada di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala tentara langit sujud menyembah kepada-Mu” (Nehemia 9:6).
Berbicara tentang Putra (Yesus Kristus), rasul Paulus mengatakan,
“Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia” (Kolose 1:15-17).
Allah (Bapa), Kristus (Firman) dan Roh Kudus, ada dengan sendirinya, tanpa awal, tanpa akhir dan tidak tergantung atas apapun yang Mereka ciptakan agar eksis. Setan tidak eksis sebelum Allah memulai karya penciptaanNya. Ayat-ayat tadi menyatakan bahwa pada waktu penciptaan, apapun yang Allah ciptakan adalah sempurna. Sempurna dalam rancangan, kesucian dan kemurnian. Karena itulah, setan tadinya sempurna dan tanpa dosa.
Kedua, tentang mengapa seseorang harus menyimpulkan bahwa setan adalah mahluk ciptaan Allah, adalah ada hubungannya dengan sifat Allah. Sifatnya tidak mengizinkan Dia untuk menciptakan apapun yang jahat atau kejahatan. Ketika iblis diciptakan, dia tidak dirancang oleh Allah untuk menjadi jahat. Hal yang sama juga terhadap Adam dan Hawa. Ketika Allah menciptakan manusia, Dia tidak menjadikannya berdosa. Allah tahu bahwa manusia akan berdosa, tetapi mengetahui bahwa adalah sangat berbeda dengan menyatakan bahwa Allah yang menyebabkan manusia untuk berbuat dosa. Allah tidak menyebabkan manusia, setan atau beberapa malaikat untuk berdosa. Bagaimanakah kita mengetahui bahwa ini benar? Sebab; (1) Allah tidak dapat berbuat jahat, maka mustahil bagiNya untuk menciptakan suatu ciptaan yang jahat. Yakobus menulis,
“Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut” (Yakobus 1:13-15).
Salah seorang nabi menyatakan tentang Allah,
“Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. Mengapa Engkau memandangi orang-orang yang berbuat khianat itu dan Engkau berdiam diri, apabila orang fasik menelan orang yang lebih benar dari dia?” (Habakuk 1:13).
Pemazmur mengatakan,
“Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita!” (Mazmur 99:9).
Rasul Paulus menulis, “.... Allah yang tidak berdusta” (Titus 1:2). Rasul Yohanes mengatakan kepada kita,
“Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan” (1 Yohanes 1:5).
Ini hanya sebagian saja dari ayat-ayat Alkitab yang menyatakan kepada kita tentang kesucian, kemurnian, dan sifat Allah yang sempurna. Sifat Allah itu sendiri mengajarkan kepada kita bahwa kejahatan tidak diciptakan oleh Allah. (2) Setan tidak diciptakan untuk menjadi setan, seorang yang jahat, yang diciptakan diluar kemampuannya sendiri untuk menentukan bagi dirinya sendiri dan diciptakan untuk menjadi jahat tanpa kemampuan pribadi untuk memilih yang baik atau yang jahat. Jika Allah menciptakan setan untuk menjadi yang jahat, jika Allah yang membuat dia melakukan yang salah, maka Allah akan salah jika Dia menghukum setan. Pemikiran seperti ini bertentangan dengan kebenaran. Seorang ayah tidak mengatakan pada anaknya yang masih kecil untuk mencuri sesuatu lalu kemudian menghukumnya karena melakukan sesuatu yang diperintahkan. Setan akan menjalani kekekalan di neraka atas tindakannya, bersama-sama dengan semua malaikat jahat lainnya. Tetapi jika Allah yang menjadikannya jahat, dimanakah keadilan jika Dia menghukumnya karena melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Banyak orang yang tidak mempedulikan keadilan Allah manakala mereka mengaku bahwa mereka percaya Allah menciptakan iblis untuk menjadi jahat. Kepercayaan tentang Allah seperti itu bertentangan dengan sifat kasih Allah yang benar dan tuntutanNya untuk keadilan yang benar.
DARI MANAKAH ASAL-USUL KEJAHATAN?
Ini adalah pertanyaan yang baik. Bagaimana kejahatan itu bisa eksis? Jawaban yang singkat adalah, kejahatan itu ada sebab Allah menciptakan malaikat-malaikat dan manusia menurut gambarNya dan sebagai mahluk yang memiliki kebebasan moral, manusia dan malaikat memilih untuk melakukan kejahatan sebagai ganti dari kebaikan, ini menyatakan secara tidak langsung dua kebenaran penting. Pertama, kita diciptakan menurut gambarNya artinya kita mempunyai roh, dan roh yang diberikan pada saat pembuahan akan hidup selama-lamanya mulai saat itu dan seterusnya. Hal yang sama juga benar bagi malaikat yang eksis sepenuhnya dalam bentuk roh yang diciptakan sebelum manusia diciptakan. Kedua, manusia dan malaikat adalah mahluk yang memiliki kebebasan moral, itu berarti bahwa kita bebas untuk memilih antara yang baik dan jahat. Oleh karena kita bebas untuk memilih antara baik dan jahat, beberapa malaikat seperti juga manusia memilih kejahatan. Sebab itulah, kejahatan memasuki ciptaan, malaikat dan umat manusia memilih jahat atas yang baik. Allah tidak melakukan ini.
Pertimbangkan apa yang ditulis oleh Daud melalui ilham,
“Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikat-Nya, hai pahlawan-pahlawan perkasa yang melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara firman-Nya. Pujilah TUHAN, hai segala tentara-Nya, hai pejabat-pejabat-Nya yang melakukan kehendak-Nya” (Mazmur 103:20, 21).
Perhatikan bahwa malaikat-malaikat diberkati ketika mereka mendengar firman Allah dan mematuhi perintah-perintahNya, mereka yang tidak mematuhi perintah-perintahNya tidak dapat dan tidak akan diberkati. Ayat ini menyatakan secara tidak langsung bahwa Allah telah memberikan firman atau perintah-perintah tertentu kepada malaikat-malaikat, dan malaikat-malaikat itu dapat memilih untuk tidak mematuhi perintah Allah, karena itu tidak menerima berkat dari Allah.
Pertimbangkan ayat yang lain lagi,
“Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar” (Yudas 6).
Sangatlah jelas dari ayat ini bahwa malaikat-malaikat adalah bebas untuk memilih antara baik dan jahat, sama seperti Adam dan Hawa bebas untuk memilih ketika mereka di Taman Eden. Allah tidak menciptakan malaikat robot. Ajaran kebebasan moral adalah satu-satunya penjelasan. Ada tiga hal yang kita pelajari dari ayat ini. Pertama, semua malaikat diciptakan tanpa dosa dan tinggal di surga, mereka diciptakan suci dan bebas dari dosa, seperti manusia, sampai beberapa malaikat memberontak melawan perintah Allah dan meninggalkan kondisi mereka yang tanpa dosa. Kedua, ada beberapa malaikat di surga yang meninggalkan tempat kediaman mereka di hadapan Allah (tidak terus mematuhi Allah) dan akan dihukum pada hari penghakiman oleh karena pilihan yang mereka buat. Ketiga, malaikat-malaikat jahat ini diusir dari surga dan ditempatkan dalam sejenis penjara oleh Allah untuk menunggu hari penghakiman. Rasul Petrus menulis,
“Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman” (2 Petrus 2:4).
Petrus dengan jelas menyatakan bahwa terjadi dosa di surga dan ketika malaikat-malaikat tertentu tersebut berdosa, Allah mengusir mereka dari surga sebab Allah tidak dapat menerima atau mentoleransi dosa di surga. Yohanes berbicara tentang peperangan di surga (Wahyu 12:7) yang artinya Allah tidak mentolerir dosa di surga. Ini adalah asal-usul kejahatan. Dosa terjadi di surga dan ada peperangan, sebelum itu terjadi di bumi di dalam Taman Eden.
MENGAPA ALLAH MENCIPTAKAN MALAIKAT-MALAIKAT DAN MANUSIA YANG MEMPUNYAI KEBEBASAN MEMILIH?
Jawaban atas pertanyaan ini juga kita temukan pada sifat Allah. Allah adalah agen dari kebenaran moral. Allah bebas untuk memilih antara baik dan jahat, tetapi Allah selalu memilih yang baik oleh karena sifatNya, jika kita ingin seperti Dia, maka kita harus memiliki kebebasan dan tanggung-jawab yang sama. Allah adalah pemberi hukum, dan dimana ada hukum, maka harus ada kebebasan untuk memutuskan apakah seseorang itu akan mengikuti atau tidak hukum-hukum tersebut. Kita telah memperhatikan bahwa malaikat-malaikat seperti juga manusia adalah bertanggung-jawab untuk memelihara hukum-hukum Allah yang telah diberikan kepada mereka (catatan: Mazmur 103:20, 21). Allah tidak menciptakan kita seperti mahluk binatang yang tidak memiliki kepintaran atau kekuatan akal pikiran. Allah tidak menginginkan mahluk melayaniNya oleh karena Dia yang mengatakannya tanpa memberikan pilihan untuk melakukannya. Jika orang tua Anda atau pasangan atau anak-anak Anda mengasihi Anda oleh karena mereka tidak mempunyai pilihan, dimanakah kasih yang sesungguhnya? Jika seseorang tidak mempunyai pilihan lain selain mencintai Anda, apakah itu mendemonstrasikan cinta? Apakah Anda akan merasa dicintai? Sifat dari cinta itu sendiri menuntut bahwa seseorang itu memilih untuk mencintai dari pada membenci, yang akan menyebabkan seseorang untuk mewujudkan kualitas yang di motivasi oleh cinta dan bukan oleh kebencian. Jika kebencian tidak eksis, bagaimana orang dapat mendefinisikan cinta? Kebenaran yang sama juga berlaku bagi kejahatan. Jika tidak ada kemungkinan untuk berbuat jahat, maka tidak akan ada kebaikan. Coba pertimbangkan, jika tidak ada kejahatan, lalu bagaimana seseorang menentukan bahwa apa yang diperbuat itu baik? Ini prinsip yang benar, satu-satunya cara untuk mengukur kebaikan adalah dengan mengerti dan membandingkannya dengan kejahatan. Yesus berkata bahwa Allah itu adalah “baik” (Matius 19:17). Jika tidak ada kejahatan atau kemungkinan untuk melakukan kejahatan, bagaimana Yesus mengetahui bahwa Allah Bapa itu baik?
MENGAPA SETAN MEMILIH UNTUK BERBUAT DOSA?
Tidak seorang-pun tahu mengapa setan berbuat dosa, tetapi kita dapat mengetahui bahwa dia meninggikan diri dengan dosa kesombongan dan berusaha untuk menjadi allah sendiri. Menurut Yesaya kita tahu bahwa setan memegang posisi tinggi di surga di antara malaikat-malaikat.
Malaikat-malaikat mempunyai kemampuan untuk berdosa dan beberapa telah berdosa. Adalah hal menarik untuk dipertimbangkan tentang dosa setan di surga sebelum dia di usir. Kita mengetahui dari Yakobus 1:13-15 bahwa Allah tidak mencobai seorang-pun untuk berbuat dosa. Kita tahu bahwa setan, iblis, mencobai Hawa di Taman Eden, dan menurut Matius 4:3, dia adalah penggoda (pencoba). Kebenaran ini menyatakan secara tidak langsung bahwa tidak seorang-pun yang mencobai setan di surga tetapi dia meninggikan diri oleh pilihannya sendiri dengan kesombongan (1 Timotius 3:6) dan berbuat dosa tanpa pertolongan seorang-pun. Setan adalah pendosa pertama, dan setelah dia diusir dari surga, dia mengarahkan perhatiannya terhadap manusia dan menjadi pembohong dan pembunuh pertama. Setan membunuh jiwa manusia di Taman Eden dan memperkenalkan kematian kepada manusia (kematian berarti perpisahan: Adam dan Hawa, sejak waktu mereka berdosa terpisah dari Allah, oleh sebab itu mereka mati secara rohani).
Nabi Yehezkiel seperti juga Yesaya, menulis tentang setan secara kiasan melalui kecamannya terhadap raja Tirus. Konteksnya berbicara tentang raja Tirus yang jahat (Yehezkiel 28:2-17), tetapi ada beberapa hal di dalam konteks yang tidak dapat dilakukan oleh seorang manusia di bumi kecuali dengan cara kiasan. Kita menyebut bahasa yang menggambarkan raja Tirus dalam teks ini sebagai suatu personafikasi dari iblis. Teks yang menerangkan kejahatan raja Tirus juga memberikan kepada manusia beberapa informasi tentang bapak kejahatan, iblis itu sendiri. Pertimbangkan apa yang ditulis oleh Yehezkiel tentang raja Tirus dan secara kiasan tentang setan, “.... dan berkata: Aku adalah Allah! Aku duduk di tahta Allah di tengah-tengah lautan” (Yehezkiel 28:2). “Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah” (ayat 12); “Engkau di Taman Eden” (ayat 13); “Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga” (ayat 14); “Di gunung kudus Allah engkau berada” (ayat 14); “Berjalan di tengah batu-batu yang bercahaya” (ayat 14); “Engkau tidak bercela di dalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecuranganmu” (ayat 15); “Engkau sombong karena kecantikanmu” (ayat 17); “Hikmatmu kau musnahkan demi semarakmu” (ayat 17). Pernyataan-pernyataan ini tidak dapat secara harfiah ditujukan kepada raja Tirus. Raja Tirus adalah manusia dan tidak ditempatkan dekat “kerub” ataupun pernah ditempatkan di “Taman Eden,” ini pastilah personafikasi dari iblis.
Apa yang kita pelajari tentang setan, menurut pernyataan dalam Yehezkiel 28, adalah dia penuh dengan hikmat, sempurna dengan keindahan, berdiri di gunung kudus Allah, dan sempurna. Tetapi hatinya tinggi karena keindahannya. Dia merusakkan hikmatnya melalui kesombongan pribadinya, dan dia berpikir tentang dirinya sendiri sebagai Allah dan ingin mengambil tempat Allah. Karena inilah dia berdosa, dan dosa-pun mulai ada. Ayat-ayat tadi setuju dengan 1 Timotius 3:6 dan kenyataan bahwa iblis meninggikan diri dengan kesombongan di surga dan kemudian jatuh dari surga.
KUASA APAKAH YANG SETAN MILIKI ATAS MANUSIA?
Kekuatan (kuasa) setan terbatas. Dia bukanlah “Allah” dan tidak memiliki kuasa Allah. Pengaruh setan atas seseorang untuk melakukan kejahatan adalah satu-satunya kekuatan yang dia dapat lakukan, walaupun pengaruhnya kuat, namun pengaruhnya tidak dapat membujuk kita untuk melakukan kejahatan tanpa kita mengizinkannya untuk berbuat demikian. Kita dapat memilih untuk masuk ke dalam pencobaan kejahatan yang sudah eksis di dalam dunia yang dipromosikan oleh setan atau kita dapat menolak godaan. Manusia mempunyai kekuatan untuk menolak godaan, karena itulah iblis tidak dapat menguasai kita, jika kita memilih untuk melawannya. Yakobus menulis, “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!” (Yakobus 4:7).
Setan tidak dapat menjalankan kontrol (penguasaan) atas kemauan dari seseorang dengan cara yang ajaib yang melebihi kemauan orang itu. Pengaruh setan dapat dilawan.
Perhatikan contoh ini: Setan mempengaruhi Daud untuk menghitung orang Israel dan menyebabkan malapetaka ke atas mereka (1 Tawarikh 21:1). Akibat dari keputusan Daud untuk menghitung bangsa Israel menyebabkan kematian tujuh puluh ribu orangnya. Iblis tidak dapat secara ajaib mengontrol dan memaksanya untuk berdosa, tetapi Daud berdosa ketika dia menerima pencobaan jahat dan dengan suka-rela menghitung orang-orangnya tanpa izin dari Allah. Daud bersalah dengan melakukan ini, dia seharusnya melawan pencobaan itu, tetapi dia tidak melawan, dia menderita konsekuensi dari tindakan dosanya. Adalah dalam kuasa Daud untuk setia kepada jalan Allah dan melawan pencobaan untuk menghitung bangsanya. Godaan jahat dalam kehidupan dapat dilawan. Setan tidak maha-kuasa.
Kehidupan Ayub adalah contoh baik yang lain untuk membuktikan bahwa setan bekerja hanya dimana Allah mengizinkannya untuk melakukan itu. Iblis bertanya kepada Allah apakah dia dapat melakukan hal jahat kepada Ayub, dan Allah memberikan izin baginya untuk melakukannya, tetapi dia tidak diizinkan untuk membunuh Ayub. Iblis dalam posisi untuk mencobai Ayub dan mempengaruhi dia agar menolak dan melepaskan kesetiaannya kepada Allah. Tetapi setan tidak dapat memaksa Ayub untuk berbicara melawan Allah. Setan tidak memiliki kuasa untuk itu. Jika setan memiliki kuasa untuk memaksa seseorang agar berdosa, situasi Ayub adalah kesempatan baginya untuk menunjukkan kuasa itu, tetapi dia tidak dapat melaksanakannya.
Suatu pertanyaan lain muncul tentang kuasa setan adalah “Dapatkah setan berada dimana-mana dalam waktu yang bersamaan (omnipresent)?” Kita tahu bahwa dia tidak bisa melakukan itu dari informasi yang diberikan kepada kita tentang pencobaan Ayub. Dalam teks Ayub 1:7-12, Allah bertanya kepada setan dari mana dia datang, dan iblis berkata bahwa dia “dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi.” Setan tidak berada dimana-mana dalam waktu yang sama. Dia harus berjalan dari satu tempat ke tempat berikutnya.
Setan itu pintar dalam caranya menipu, tetapi dia tidak mengetahui segalanya (omniscience). Dia tidak tahu bahwa dengan menempatkan Kristus mati di salib, dia membiarkan Allah untuk menang atas dosa dan kematian melawan darah Kristus. Setan berpikir bahwa dengan membunuh Yesus akan menyebabkan kerugian yang besar dan kebinasaan manusia, ciptaan khusus Allah, tetapi pembunuhan terhadap Kristus memiliki akibat yang sebaliknya untuk manusia. Iblis sebenarnya telah menolong Allah untuk melaksanakan rencanaNya untuk keselamatan. Jika setan telah mengetahui apa yang direncanakan Allah, penulis yakin bahwa apa yang dilakukan iblis melalui orang-orangnya zaman itu untuk membunuh Kristus, tidak akan dilakukan.
Alkitab menyatakan gambaran yang buruk tentang setan. Kita harus menghormati itu dan selalu berjaga-jaga untuk melawan serangannya, setan adalah seperti singa yang pergi mencari untuk membinasakan orang benar menurut 1 Petrus 5:8. Iblis tidak perlu bekerja untuk membinasakan orang jahat, mereka sudah berada dalam cengkramannya, tetapi dia selalu menyerang melawan orang-orang baik dan terhormat. Setan menggunakan orang-orang jahat dan tidak benar di dunia ini untuk melaksanakan pekerjaannya, dan jalan kejahatan serta asusila untuk menggoda saudara-saudara seiman yang baik agar jatuh ke dalam dosa. Paulus mengatakan bahwa setan membentangkan perangkap untuk menjerat kita (2 Timotius 2:26). Dia juga memperingatkan kita, “Supaya iblis jangan memperdaya kita, sebab kita tahu apa maksudnya” (2 Korintus 2:11). Saudara-saudara, waspadalah terhadap iblis dan jalan kejahatannya yang akan mempengaruhi Anda untuk berbuat jahat.
Menurut artikel Phillip Vanwinkle, How To Worship Satan Effectively (Bagaimana Menyembah Setan Secara Efektif) yang muncul dalam The Gospel Jurnal edisi April 2004 yang di-edit oleh Dub McClish, Vanwinkle melaporkan tentang sebuah sesi interview dengan Peter H. Gilmore, imam besar “Gereja Setan” saat ini yang terjadi pada tanggal 30 Oktober 2002. Sangat menarik untuk membaca apa yang dipercayai oleh yang disebut “imam besar” dari “Gereja Setan” ini mengenai apa yang seseorang harus lakukan untuk menyembah setan. Vanwinkle melaporkan dalam artikel ini;
“Ada orang-orang saat ini yang menyembah setan. Anton Szandor LaVey adalah pendiri dan imam besar asli ‘Gereja Setan’ dan pengarang dari Alkitab ‘Setan.’ Peter Gilmore adalah imam besar ‘Gereja Setan’ saat ini. Posisi tertinggi dari institusi jahat ini.
Selama interview ini, saya mencoba untuk membuat Gilmore untuk mempersembahkan korban kepada setan .... Saya (Vanwinkle) mengulangi tantangan saya beberapa kali. Setelah mendengarkan hal ini beberapa saat, Gilmore mengatakan sesuatu yang selama saya masih hidup tidak akan terlupa, Gilmore berkata,
“Jika Anda mau menyembah setan - jika Anda betul-betul mau menyembah setan, lakukan saja apa yang Anda suka ... Jika Anda suka seks, minum minuman beralkohol, atau menggunakan narkoba, lakukan itu, tetapi apapun yang Anda lakukan, lakukan itu karena Anda mau melakukannya.”
Lalu Gilmore membuat pernyataan ini, “Ketika Anda hidup melayani diri sendiri, Anda melayani setan, dan maka jika Anda mau menyembah setan secara efektif, lakukan saja apa yang Anda mau lakukan.”
Saudara-saudara, kita harus hati-hati untuk tidak mengizinkan cara dunia ini untuk memasuki hidup kita dan campur tangan dalam cara kita mengikuti jalan Allah. Sebab ketika kita melakukan apa yang ingin kita lakukan, kita melayani diri sendiri dan iblis.
ROH-ROH JAHAT (DEMONOLOGI)
Topik tetang roh-roh jahat telah menyebabkan gairah pada banyak orang di dunia ini. Selama berabad-abad, pendapat bahwa roh-roh jahat tertentu tinggal di bumi untuk memasuki tubuh orang hidup pria dan wanita memberi mereka kekuatan-kekuatan supranatural adalah menarik diantara orang-orang dunia, khususnya orang-orang yang bukan pelajar Alkitab. Sebagian besar penduduk dunia percaya bahwa roh-roh jahat (demons) sebenarnya dapat merasuki orang-orang saat ini, dan salah satu alasan untuk itu adalah, sayangnya, menyamakan berbagai penyakit sekarang ini dengan kerasukan roh-roh jahat. Mungkin sesorang kehilangan pikirannya dan menjadi orang gila. Beberapa orang berpikir bahwa orang seperti itu menderita kerasukan roh jahat.
Ada orang lain yang tidak percaya dengan kerasukan roh jahat dan tidak berpikir bahwa hal seperti itu pernah ada di masa lampau. Kelompok orang yang tidak percaya ini tidak menerima cerita Perjanjian Baru tentang kerasukan roh jahat. Ketidak-percayaan mereka kepada roh jahat, iblis dan roh najis yang dapat merasuki manusia pada zaman Kristus dan Rasul-rasul adalah mengabaikan lebih dari tujuh puluh lima referensi tentang kerasukan roh jahat di dalam Perjanjian Baru, dan menolak banyak orang pada masa itu yang menjadi saksi aktifitas demikian di antara umat manusia.
Yesus diberikan kesempatan untuk menghadapi kerasukan roh jahat, perhatikan hal berikut ini,
“Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka”(Matius 4:24).
Seseorang harus memperhatikan dalam ayat ini ada sejumlah penyakit yang disebutkan bersama-sama dengan kerasukan setan. Walaupun seseorang sakit serius dengan penyakit yang tidak diketahui, ataupun penyakit umum, janganlah seseorang itu berpikir bahwa dia dirasuki oleh roh jahat. Dinyatakan juga,
“Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan orang-orang yang menderita sakit” (Matius 8:16).
Ayat ini menyebutkan bahwa setan ini adalah roh-roh yang harus diusir, hal ini kontras dengan penyembuhan penyakit oleh Yesus. Yesus mengusir roh-roh itu dengan berbicara kepada mereka dan memerintahkan mereka untuk meninggalkan tubuh yang mereka rasuki.
DARI-MANAKAH ROH-ROH JAHAT ATAU ROH-ROH NAJIS ITU BERASAL
Jawaban atas pernyataan ini ditemukan dalam jawaban yang diberikan tentang asal usul setan. Nehemia mengatakan,
"Hanya Engkau adalah TUHAN! Engkau telah menjadikan langit, ya langit segala langit dengan segala bala tentaranya, dan bumi dengan segala yang ada di atasnya, dan laut dengan segala yang ada di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala tentara langit sujud menyembah kepada-Mu” (Nehemia 9:6).
Apapun yang ada di luar Allah, diciptakan oleh Allah. Oleh karena Allah menciptakan segalanya adalah logis untuk menyimpulkan bahwa pada suatu waktu setelah penciptaan segala sesuatu, beberapa ciptaannya itu dikenal sebagai roh jahat, iblis dan roh najis. Silahkan lihat diskusi sebelumnya mengenai asal-usul setan untuk lebih jelas tentang asal-usul roh-roh jahat.
KARAKTER KHUSUS ROH JAHAT, IBLIS ATAU ROH NAJIS
Agar kita dapat melihat karakter-karakter roh-roh ini, kita harus memperhatikan beberapa ayat, perhatikan ayat dalam kitab Markus,
“Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!" Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahat pun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya" (Markus 1:21-27).
Ada beberapa informasi, tentang roh jahat atau roh najis yang bernilai untuk diperhatikan. (1) Orang yang dirasuki roh najis berada di tempat ibadah; (2) Roh najis itu pintar dan kepintarannya terpisah dari kepintaran orang yang dia rasuki; (3) Roh najis itu memiliki pengetahuan tentang Yesus yang tidak dimiliki oleh orang-orang di dalam rumah ibadah, dia tahu bahwa Yesus “yang kudus dari Allah”; (4) Roh jahat tahu bahwa dia menghadapi kebinasaan; (5) Roh jahat berbicara seperti lebih dari satu, tetapi Yesus hanya berbicara kepada satu saja, tetapi jika dia lebih dari satu, semuanya diusir dengan perkataannya; (6) Yesus memiliki kuasa mutlak atas roh jahat.
Bacaan lain yang menarik terdapat dalam Matius, Markus dan Lukas mengenai cerita roh jahat yang bernama Legion di Gadara. Perhatikan tiga cerita disini:
“Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu. Dan mereka itu pun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?" Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: "Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu." Yesus berkata kepada mereka: "Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air” (Matius 8:28-32).
Cerita seperti yang dicatat dalam kitab Markus:
“Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya” (Markus 5:1-13).
Informasi yang diberikan oleh Lukas:
“Lalu mendaratlah Yesus dan murid-murid-Nya di tanah orang Gerasa yang terletak di seberang Galilea. Setelah Yesus naik ke darat, datanglah seorang laki-laki dari kota itu menemui Dia; orang itu dirasuki oleh setan-setan dan sudah lama ia tidak berpakaian dan tidak tinggal dalam rumah, tetapi dalam pekuburan. Ketika ia melihat Yesus, ia berteriak lalu tersungkur di hadapan-Nya dan berkata dengan suara keras: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus Anak Allah Yang Mahatinggi? Aku memohon kepada-Mu, supaya Engkau jangan menyiksa aku." Ia berkata demikian sebab Yesus memerintahkan roh jahat itu keluar dari orang itu. Karena sering roh itu menyeret-nyeret dia, maka untuk menjaganya, ia dirantai dan dibelenggu, tetapi ia memutuskan segala pengikat itu dan ia dihalau oleh setan itu ke tempat-tempat yang sunyi. Dan Yesus bertanya kepadanya: "Siapakah namamu?" Jawabnya: "Legion," karena ia kerasukan banyak setan. Lalu setan-setan itu memohon kepada Yesus, supaya Ia jangan memerintahkan mereka masuk ke dalam jurang maut. Adalah di sana sejumlah besar babi sedang mencari makan di lereng gunung, lalu setan-setan itu meminta kepada Yesus, supaya Ia memperkenankan mereka memasuki babi-babi itu. Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah setan-setan itu dari orang itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau lalu mati lemas. Setelah penjaga-penjaga babi itu melihat apa yang telah terjadi, mereka lari lalu menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Dan keluarlah orang-orang untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan mereka menjumpai orang yang telah ditinggalkan setan-setan itu duduk di kaki Yesus; ia telah berpakaian dan sudah waras. Maka takutlah mereka” (Lukas 8:26-35).
Ada banyak informasi dari tiga cerita kerasukan roh jahat. Perhatikan bahwa Matius menyebutkan dua orang yang kerasukan roh jahat tetapi Markus dan Lukas hanya berurusan dengan orang yang paling banyak dirasuki. Marilah kita perhatikan beberapa karakteristik roh-roh jahat ini. (1) Matius menyebut mereka setan, Markus menyebutnya roh najis dan Lukas menyebut mereka roh jahat; (2) Kita harus menyimpulkan bahwa tiga sebutan ini (setan, roh najis dan roh jahat) ditujukan kepada hal yang sama; (3) Oleh karena dirasuki oleh roh jahat, orang yang dirasuki menjadi lebih kuat dari manusia normal; (4) Roh-roh jahat ini ganas terhadap dua orang yang dirasuki dan terhadap orang-orang lain; (5) Mereka kelihatannya tidak mempedulikan tubuh orang yang mereka rasuki dan melukai tubuhnya dengan batu, dan mereka tidak peduli dengan pakaiannya; (6) Mereka suka di pekuburan dan tempat sunyi sendirian, dan tempat-tempat tidak ada air, lihat Matius 12:43; (7) Mereka mempunyai pengetahuan sebelumnya tentang Kristus dan mengenal Yesus sebagai Anak Allah dan menyembahnya; (8) Dengan pertanyaan roh jahat itu bertanya, “apa urusanmu dengan kami, hai Anak Allah? Apakah engkau kemari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” Roh-roh jahat ini tahu bahwa mereka berada di bawah hukuman pada masa depan; (9) Legion (lima sampai tujuh ribu) merasuki satu orang, artinya sejumlah besar roh jahat dapat merasuki satu tubuh manusia; (10) Mereka tidak mau pergi ke jurang maut, tetapi minta untuk masuk ke dalam kawanan babi (jurang maut atau “abyss” mungkin tempat dari mana mereka datang dan tempat yang disebut oleh Petrus (2 Petrus 2:4) tempat dimana malaikat-malaikat jahat dan orang-orang jahat tinggal menunggu penghakiman);(11) Kawanan babi, ketika dirasuki oleh roh-roh najis, berlari dan mati lemas di dalam danau; (12) Orang yang disembuhkan oleh Yesus memakai pakaian dan pikirannya kembali normal dan meminta Yesus apakah dia boleh mengikut Yesus dalam perjalanannya (Markus 5:18); (13) Orang itu pergi dan memberitakan kepada semua orang apa yang telah dilakukan Yesus atas dirinya.
SIAPAKAH ROH-ROH JAHAT ATAU ROH-ROH NAJIS ITU?
Ada beberapa pemikiran mengenai identitas roh-roh jahat. Beberapa orang berpendapat bahwa mereka adalah roh-roh orang jahat yang mati pada waktu banjir Nuh, atau roh-roh orang jahat yang mati menjelang kedatangan Kristus dalam bentuk manusia. Musa menulis, “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata” (Kejadian 6:5). Mereka ini adalah orang-orang jahat dan pastilah mereka dikirim ke tempat sengsara untuk menunggu hari penghakiman.
Ada lagi yang berpendapat bahwa roh-roh jahat adalah malaikat-malaikat yang jatuh. Mereka adalah malaikat-malaikat yang bergabung dengan setan dalam pemberontakan di surga. Mereka dilemparkan dari surga ke tempat yang disediakan untuk penghakiman (2 Petrus 2:4). Firman Allah tidak menyatakan secara tepat kepada manusia siapa sebenarnya roh-roh jahat ini, tetapi kita tahu dengan pasti bahwa ada suatu waktu tertentu dimana manusia dirasuki oleh roh-roh jahat dan itu penting bagi seseorang yang mempunyai kuasa ajaib dari Allah yang lebih kuat kuasanya dari pada kuasa roh-roh jahat, untuk mengusir mereka dari tubuh orang yang mereka rasuki.
APAKAH ADA ORANG KERASUKAN ROH JAHAT SAAT INI?
Ini adalah sebuah pertanyaan penting dan berhubungan dengan bidang studi yang lain sama sekali. Jawaban atas pertanyaan ini adalah “tidak.” Mengapa? Sebab pada zaman tanda-tanda ajaib masih berlangsung, kita mengenal untuk pertama kalinya tentang kerasukan roh jahat serta kuasa Allah atas mereka. Itu adalah saat ketika kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dari seseorang masih ada. Satu kali zaman mujizat itu berakhir, maka kerasukan roh jahat-pun harus berakhir, sebab kuasa di atas bumi untuk mengusir mereka sudah berakhir. Roh-roh jahat merasuki orang-orang oleh karena Allah mengizinkannya atau diizinkannya roh-roh jahat untuk lepas dari tempat penyiksaan untuk jangka waktu yang singkat selama kehidupan Kristus dan jemaat yang mula-mula dan rasul-rasul. Ini dilakukan agar Kristus dan rasul-rasul dapat menunjukkan kepada manusia bahwa mereka mempunyai kuasa atas roh-roh jahat. Tindakan Kristus dan rasul-rasul ini adalah suatu tanda kepada orang-orang yang tidak percaya bahwa seseorang yang mengusir roh-roh jahat mempunyai kuasa dari Allah, dan layak untuk didengar. Itu adalah saat untuk membuktikan bahwa Kristus (Anak Allah), rasul-rasul (utusan khusus Kristus) dan firman Allah yang benar di antara manusia. Setelah Perjanjian Baru itu sudah lengkap dan masa tanda-tanda ajaib sudah berakhir, maka berakhir pula kerasukan roh-roh jahat.
Sebagian orang mengklaim saat ini bahwa mereka dapat mengusir roh-roh jahat dalam nama Kristus tetapi orang-orang yang mengaku demikian tidak menuruti firman Allah. Jika seseorang tidak mengikuti firman Allah, dia bukanlah dari Allah, dan Allah tidak akan memberinya kuasa untuk melakukan tanda ajaib. Ada orang sekarang ini, sama seperti pada masa Yesus (Matius 7:21-23) yang mengaku mengikut Allah dan mengaku melakukan banyak hal di dunia, tetapi tidak dapat melakukan tanda-tanda ajaib seperti yang kita baca di dalam Alkitab.
KESIMPULAN
Manusia mungkin tidak akan pernah tahu siapakah roh-roh jahat ini. Sangat mungkin bahwa mereka adalah malaikat-malaikat yang jatuh atau roh-roh orang jahat yang sudah meninggal pada waktu Kristus datang ke bumi.
Walaupun ada hal-hal yang kita tidak dapat ketahui tentang roh-roh jahat yang kita baca di dalam Perjanjian Baru, kita dapat tahu bahwa mereka ada, mereka itu pintar dan dapat berbicara. Kita dapat tahu bahwa mereka diciptakan oleh Allah dan mereka telah sesat dan memberontak melawan kehendak Allah. Kita tahu bahwa mereka lebih menyukai tubuh manusia dari pada tubuh binatang ketika mereka diberi kesempatan untuk diam di bumi. Mereka memiliki kekuatan lebih besar dari kekuatan rata-rata manusia, dan mereka mengetahui siapa Kristus itu sebelum dunia mengetahui identitasnya yang sebenarnya. Mereka kelihatannya menyukai kuburan, dan tidak menyukai tempat yang banyak airnya, dan mereka tidak mau kembali ke tempat dari mana mereka datang. Tempat itu digambarkan sebagai tempat siksaan dan “jurang maut” atau “abyss.”
Setiap orang sekarang ini harus sadar, ketika dia mati, dia akan memasuki dunia roh dimana semua orang sebelum dia telah pergi. Setiap orang yang mati di dalam Tuhan akan dibawa oleh malaikat ke “Firdaus” (Lukas 23:43) atau “Pangkuan Abraham” (Lukas 16:22), tetapi orang jahat akan dilemparkan ke dalam “tempat sengsara” (Lukas 16:23), menunggu hari penghakiman besar ketika kitab akan dibuka, dan setiap perkataan dan perbuatan yang pernah dilakukan seseorang akan dihakimi menurut kata-kata yang terdapat di dalam kitab (Yohanes 12:48; 2 Korintus 5:10). Hendaklah kita mati dalam Kristus di dunia ini, supaya kita dapat hidup di dunia yang akan datang.
Penghargaan:
Penulis berterimakasih kepada saudara yang terkasih di dalam Kristus, almarhum Rex A. Turner, Sr., atas bukunya yang sangat bernilai, Systiematic Theology. Dari buku inilah sebagian besar bahan ini diambil.