Apa yang Diajarkan Alkitab tentang Manusia
APA YANG DIAJARKAN ALKITAB TENTANG MANUSIA
Oleh Jon Runtu Rambi Ropelemba, S.Th., S.Pd., M.P.S., M.Pd.
PENDAHULUAN
Siapakah manusia itu? Bagi sebagian orang sulit untuk menjawab pertanyaan ini. Ada banyak pendapat dan pandangan yang berbeda yang beredar saat ini mengenai siapakah manusia itu. Charles Darwin menurut teorinya mengatakan bahwa manusia itu adalah hasil evolusi dari kera. Sementara bagi sebagian orang yang beragama mengatakan bahwa manusia itu secara alami adalah anak setan.1 Ditinjau dari beberapa pendapat ini, hal ini menunjukkan bahwa sebagian orang yang ada di dunia ini sulit untuk memahami siapakah manusia itu sebenarnya. Dalam situasi ini, hanya Alkitab yang sanggup memberikan jawaban yang tepat dan pasti atas pertanyaan, “Siapakah Manusia Itu?”
ALKITAB DAN ASAL MULA KEHIDUPAN
Apakah hubungan antara Alkitab dan asal mula kehidupan? Hubungan antara kedua hal ini, ibarat orang yang akan memasak tanpa api, itu tidak mungkin. Maka demikian pula halnya asal mula kehidupan manusia tidak akan diketahui atau di pahami tanpa Alkitab. Alkitab telah berperan dan akan terus berperan memainkan peranan penting dalam sejarah kebudayaan manusia. Alkitab berisi kumpulan kitab-kitab yang diakui sebagai kanonik dan diakui sebagai firman Allah oleh gereja-gereja Kristen.2 Dan firman Allah yang ada di dalamnya, diwahyukan oleh Allah sendiri (2 Timotius 3:16; 2 Petrus 1:20, 21).
Alkitab sampai saat ini tetap memainkan perannya sebagai sumber informasi yang akurat. Keakuratan dari informasi Alkitab tidak perlu diragukan sebab keberadaan dari Alkitab itu sendiri sudah terbukti baik secara sejarah maupun ilmiah.3
Kitab pertama dalam Alkitab adalah kitab Kejadian. Dalam pasal 1:1 dari kitab itu mengatakan: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Pernyataan ini menunjukkan bahwa Allah adalah sumber dari segala sesuatu yang ada. Manusia dan alam tidak berdiri sendiri, tetapi menerima keberadaan dan kelangsungannya dari Allah.4 Jadi tidak dapat diragukan bahwa Allah adalah sumber kehidupan dari segala mahluk yang ada di atas bumi. Kehidupan berasal dari Allah, karena Allah itu hidup (1 Samuel 17:26; Yeremia 2:13; Yehezkiel 17:19; Kisah Rasul 14:15; 2 Tesalonika 1:9).
Dalam Alkitab, beberapa kali kita menemukan bentuk umum dari suatu sumpah yang mengatakan: “Demi Tuhan yang hidup” (Bilangan 14:21-28; 1 Samuel 14:39), ini menekankan bahwa Allah ialah Allah yang berfirman dan bertindak sebab Dia adalah Allah yang hidup. Kualitas ini yang membedakan Allah dari semua ilah. Dia adalah sumber hidup dan pemberi kekuatan bagi semua yang hidup, sumber air hidup dan sumber hayat (Yeremia 17:13; Mazmur 36:10) dan yang memberi nafas kehidupan kepada manusia.5 Oleh karena Allah itu hidup, itulah sebabnya Dia dapat memberikan kehidupan kepada manusia yang diciptakanNya dari debu dan tanah (Kejadian 2:7). Selanjutnya, melalui proses kelahiran dari manusia pertama sampai saat ini kehidupan diperoleh oleh setiap manusia yang lahir ke dunia. Tetapi tidak bisa dibantah bahwa kehidupan tersebut berasal dari Allah (Pengkhotbah 12:7).
PENCIPTAAN MANUSIA
Manusia diciptakan pada hari ke-enam. Penciptaan manusia ini dilatar-belakangi oleh rencana Allah: “.... baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita ....” (Kejadian 1:26). Pernyataan ini menunjukkan bahwa manusia adalah satu-satunya ciptaan Allah yang mendapat perhatian khusus dari Allah. Manusia adalah ciptaan Allah yang paling unik dan istimewa.
Keserupaan ataupun kesamaan yang dimiliki oleh manusia dengan Allah ialah: kesamaan moral, memiliki kekudusan, khikmat, hati yang mengasihi, dan kehendak untuk melakukan yang benar (Efesus 4:24). Kesamaan yang lain ialah: Memiliki kesamaan sifat, yaitu memiliki kepribadian roh, pikiran, perasaan, kesadaran diri dan kuasa untuk memilih.
Dalam Perjanjian Baru kita menemukan dua ayat yang menjelaskan bahwa manusia terdiri dari 3 bagian (Ibrani 4:12; 1 Tesalonika 5:23). Perhatikan gambar berikut ini.
Keterangan:
- Tubuh jasmani yang terdiri dari tanah yang merupakan bagian luar manusia dimana jiwa dan roh manusia tinggal.
- Jiwa adalah manusia (Saudara dan saya) yang sesungguhnya.
- Roh adalah tanda kekekalan dari keadaan Allah yang memberikan kehidupan kepada bagian luar tubuh manusia serta jiwanya. Roh ini kekal dan tidak dapat dilihat dengan mata.
- Jiwa manusia terdiri dari:
- Intelektual atau pikiran - tempat terjadinya proses pemikiran.
- Emosi ataupun perasaan - tempat mengungkapkan luapan rasa gembira, kesedihan, keharuan dan kecintaan.
- Kehendak - tempat untuk menyatakan keinginan ataupun hasrat.6
KEJATUHAN MANUSIA
Kejadian 3:1-6 mengisahkan cerita tentang kejatuhan manusia pertama dalam dosa, yaitu Adam dan Hawa. Sebelum kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa, terlebih dahulu Allah memberikan hukum kepada mereka. Hukum itu berisi larangan untuk memakan buah pohon tentang pengetahuan yang baik dan jahat (Kejadian 2:17). Sangsi terhadap pelanggaran ini adalah kematian. Kematian yang dimaksudkan adalah kematian secara rohani (perpisahan dengan Allah) dan kematian jasmani (perpisahan antara tubuh dengan roh). Sepanjang Adam dan Hawa mentaati perintah Allah tersebut, mereka berada dalam hubungan yang harmonis dengan Allah dan mereka mengalami indahnya Taman Eden yang sempurna di bumi.
Pada saat Adam dan Hawa tengah menikmati indahnya Taman Eden, iblis berhasil menggoda Hawa dan selanjutnya Hawa berhasil mempengaruhi suaminya, Adam. Akibat dari perkataan si iblis, “.... sekali-kali kamu tidak akan mati. Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada saat kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi sama seperti Allah, tahu tentang yang baik dan jahat ...”, Hawa mulai memfokuskan PERHATIANNYA terhadap buah yang dilarang oleh Allah untuk dimakannya. Hawa melihat bahwa buah pohon tersebut baik untuk dimakan (keinginan tubuh), kemudian buah pohon itu sedap kelihatannya (keinginan mata), dan buah tersebut menarik hati dan memberi pengertian (keangkuhan hidup atau hidup jemawa) (1 Yohanes 2:16). Secara EMOSIONAL Hawa sangat tertarik terhadap buah pohon yang dilarang itu. Dan akhirnya dia sampai pada KEINGINAN untuk memakannya. Kemudian dia juga menawarkan buah itu kepada suaminya, dan Adam ikut memakannya. Dalam situasi ini, Adam dan Hawa telah berdosa karena sudah melanggar hukum Allah (1 Yohanes 3:4). Dari cara Adam dan Hawa berdosa, kita dapat melihat gambaran bagaimana pikiran emosi dan keinginan ikut terlibat dalam membuat keputusan untuk melakukan dosa atau melanggar hukum Allah. Jadi sebelum keinginan untuk melakukan dosa itu ada, pemikiran yang terlebih dahulu dipengaruhi, karena pikiran adalah pusat untuk mempertimbangkan segala sesuatu untuk dilakukan. Allah tidak memberikan hal-hal ini kepada binatang-binatang. Allah memberikan rupa yang seperti ini kepada manusia yang diciptakanNya, karena rupa yang seperti ini yang akan dimiliki oleh AnakNya yang diutus ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa (Lukas 1:35; Filipi 2:7; Ibrani 2:14-18; 10:5).7
Kejadian 2:7 adalah kelanjutan dari rencana Allah dalam menciptakan manusia. Manusia dibentuk dari debu dan tanah, kemudian Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam lubang hidungnya sehingga manusia itu menjadi mahluk yang hidup. Dari penjelasan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa manusia yang diciptakan Allah terdiri dari tubuh JASMANI yang bersifat sementara. Tubuh ini sama dengan tubuh binatang (Kejadian 2:19). Dan kemudian, tubuh manusia itu terdiri dari tubuh ROHANI. Tubuh ini sama dengan tubuh yang dimiliki oleh malaikat-malaikat yang terdiri dari roh saja. Sesuai dengan Kejadian 2:7 bahwa manusia itu menjadi mahluk yang hidup setelah Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam lubang hidungnya. Jadi sebagai mahluk hidup yang diciptakan menurut gambar Allah, maka manusia itu adalah bagian dari roh yang kekal yang bersifat sementara menempati tubuh jasmani. Ada beberapa kali Alkitab menyebutkan manusia sebagai ciptaan yang terdiri dari dua aspek (Dichotomy) (Pengkhotbah 12:7; Yakobus 2:26; 2 Korintus 4:16-18). Jadi jelas bahwa ada perbedaan yang menyolok antara manusia dengan ciptaan Allah yang lainnya. Karena tubuh manusia diselubungi oleh unsur-unsur dunia (debu dan tanah), sehingga manusia itu bisa sadar secara jasmani. Jiwa adalah sumber pemikiran. Itulah sebabnya manusia memiliki kesadaran pribadi. Dalam tubuh manusia ada JIWA (susunan phsykilogikal) yang terdiri dari INTELEK (pikiran), EMOSI (perasaan) dan KEHENDAK. Itulah sebabnya ketika manusia hendak mentaati Allah, maka manusia harus mengasihi Allah dengan segenap jiwanya, hatinya dan akal budinya (Matius 22:37). Ini berarti bahwa manusia itu harus mengasihi Allah dengan seluruh aspek dalam kehidupannya. Akhirnya pikiran yang sudah terpengaruh itu, menstimulasi emosi, dan kemudian emosi itu mendorong keinginan untuk mengambil keputusan untuk melakukan dosa.
Kondisi Adam dan Hawa yang sudah keluar dari Taman Eden, sama dengan kondisi kehidupan manusia tanpa Kristus sekarang ini sebagaimana gambarannya berikut ini:
- Pemikiran terfokus pada hal-hal kedagingan (Roma 8:5-8) dan hal-hal yang ada di atas bumi ini (Kolose 3:2).
- Emosi merefleksikan kejahatan atau ketidak-percayaan (Ibrani 3:12), dikuasai oleh perbuatan-perbuatan daging (Galatia 5:19-21), dan memberikan kebebasan terhadap keinginan serta pemikiran yang jahat (Efesus 2:3).
- Kehendak atau keinginan terfokus pada keinginan diri sendiri dan dosa. Seseorang akan terdorong untuk melakukan apa yang benar dalam pemandangannya sendiri (Ulangan 12:8; Roma 10:3), dia sama seperti domba yang sesat (Yesaya 53:6).
- Roh mati dalam dosa dan pelanggaran-pelanggaran (Efesus 2:1, 2). Roh terpisah dari Kristus, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia (Efesus 2:12).8
KESIMPULAN
Demikianlah ajaran Alkitab tentang manusia, kiranya pelajaran ini akan memberikan sesuatu yang berharga bagi pertumbuhan iman setiap orang Kristen. Melalui makalah ini, kita telah mengetahui bagaimana keadaan manusia itu menurut pengajaran Alkitab. Maka dengan demikian, kita akan tahu bagaimana memfungsikan tubuh kita untuk kemuliaan Allah (1 Korintus 6:20).
Catatan Akhir:
- Jack H. Williams (edited), What Do You Know About God, The Fourth Annual Missiouri Kansas Lecturer, September 21-25 1985.
- Ensiklopedia Alkitab Masa Kini jilid I, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jan. 99, hal. 28-30.
- Mencari Kebenaran (2), Penjala Manusia, YPAA, September 2000, no. 1-5.
- Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Gandum Mas, 1998, hal. 4.
- Ensiklopedi Alkitab, op.cit, hal. 386-387.
- Alkitab Penuntun Hidup, op.cit., hal. 7-8.
- Ralph Weinhold, The Holy Spirit, Truth For Today, hal. 6-8.
- Ibid., hal. 9.