Pasal Tujuh: Ibadah Gereja



Pasal Tujuh: Ibadah Gereja

Ibadah berarti sujud atau melakukan penghormatan kepada. Ini menunjukkan tindakan yang dilakukan sebagai penghormatan si pemuja kepada yang disembah. Ini adalah sikap hormat dan takwa. Ibadah adalah sarana yang olehnya orang Kristen dapat mengungkapkan kasih dan pengabdiannya kepada Tuhan.

Para penyembah sejati, satu-satunya yang dikehendaki Tuhan untuk menyembah Dia adalah mereka yang “menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran” (Yohanes 4:24). Menyembah "dalam roh" berarti memiliki sikap hormat dan takut yang benar kepada Tuhan saat tindakan ibadah dilakukan. Menyembah “dalam kebenaran” berarti mengikuti petunjuk Allah yang diberikan dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Baru, tentang bagaimana Dia harus disembah. Kedua hal ini, roh dan kebenaran, membuat ibadah seseorang dapat diterima karena jika seseorang benar-benar menghormati Tuhan, dia pasti akan mengikuti petunjuk-petunjuk Allah tentang bagaimana dia harus menyembah-Nya. Oleh karena itu, mengabaikan petunjuk-petunjuk Allah berarti menunjukkan sikap kurang hormat kepada-Nya. 


Ibadah yang Diotoritaskan

Manusia tidak pernah dibiarkan berpikir sendiri tentang bagaimana dia harus menyembah Allah. Tuhan selalu memberinya petunjuk tentang apa yang Dia inginkan dari manusia. Ada banyak contoh dalam Kitab Suci tentang apa yang terjadi ketika orang memilih untuk mengabaikan perintah Allah. Perhatikan kisah Kain dan Habel (Kejadian 4:1-7) dan Nadab dan Abihu (Imamat 10:1-3). Kurban persembahan Habel diterima karena dia mempersembahkannya “dengan iman” (Ibrani 11:4), dia bertindak sesuai dengan petunjuk Allah, karena iman timbul dari pendengaran akan firman Allah (Roma 10:17). Kurban persembahan Kain ditolak karena dia tidak mengindahkan perintah Allah. Nadab dan Abihu, imam Israel, telah diperintahkan untuk menggunakan api tertentu [khusus] untuk membakar ukupan yang dipersembahkan kepada Allah. Mereka memilih untuk menggunakan “api asing,” yang tidak diperintahkan Allah. Tuhan mendatangkan api dan menghanguskan mereka berdua. 

Bagaimana Allah menginginkan kita mengungkapkan pengabdian kita kepada-Nya? Dengan kata lain, apa yang termasuk dalam ibadah yang kita persembahkan kepada Allah hari ini?

Perjamuan Tuhan

Perjamuan Tuhan untuk memperingati kematian kurban Yesus Kristus di kayu salib untuk dosa umat manusia (1 Korintus 11:23-26). Unsur Perjamuan adalah roti tidak beragi dan air buah anggur (Matius 26:26-27). Roti melambangkan tubuh Kristus. Air buah anggur melambangkan darah-Nya. Orang Kristen harus mengambil Perjamuan, sesuai dengan contoh gereja mulamula, setiap hari pertama dalam minggu itu (Kis. 20:7)

Nyanyian 

Orang Kristen harus menyanyikan mazmur, kidung pujian dan lagu rohani (Efesus 5:19). Mereka bernyanyi sebagai bagian dari ibadah mereka untuk memuji Allah dan untuk saling membangun (Kolose 3:16).

Doa 

Menurut 1 Timotius 2:1-8, ada beberapa hal yang harus didoakan oleh seorang Kristen: “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan. Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul -- yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta -- dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran. Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.” Rasul Paulus mendesak anak Allah untuk “tetap berdoa” (1 Tesalonika 5:17). 

Persembahan 

Setiap orang Kristen diperintahkan untuk memberi sesuai dengan apa yang diperolehnya pada hari pertama dalam minggu itu (1 Korintus 16:1-2). Menurut 2 Korintus 9:6-7, dia memiliki tujuan di dalam hatinya dan memberi dengan sukacita, tidak dengan sedih hati atau karena paksaan, menyadari berkat besar yang telah dicurahkan Tuhan kepadanya.

Perintah dari Firman Allah

Orang-orang kudus mula-mula terlibat dalam mempelajari firman Allah dalam pertemuan ibadah mereka (Kis. 20:7). Memberi dan menerima petunjuk dari firman Allah mencapai tujuan ganda yaitu memuliakan Allah dan membangun anak-anak-Nya.

Jika seseorang mau mengajar, dia harus “berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah” (1 Petrus 4:11). Itu berarti ajarannya harus sesuai dengan firman Tuhan dalam segala hal. Memasukkan doktrin manusia dalam ajaran seseorang membuat ibadahnya sia-sia (Matius 15:9).

Sikap orang-orang yang mendengarkan firman Allah yang diberitakan hari ini harus sama dengan orang-orang Berea ketika mereka mendengarkan rasul Paulus memberitakan Injil Kristus kepada mereka (Kis. 17:10-11). Mereka “berhati mulia” atau "berhati jujur". Mereka mendengarkan dengan penuh perhatian hal-hal yang Paulus katakan tentang Yesus. Kemudian mereka membuka Kitab Suci untuk melihat apakah hal-hal yang dia katakan itu benar atau tidak. Setiap pendengar harus menggunakan firman Tuhan untuk menguji ajaran orang-orang yang didengarnya. Setiap pendengar harus menuntut kebenaran firman Tuhan dari semua pembicara dan guru. Yesus berkata, “Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yohanes 8:32). Seseorang jangan pernah menerima pengajaran apa pun selain kebenaran Injil. Melakukan hal sebaliknya, akan mendatang kutukan surga ke atas Anda (Galatia 1:6-9): Jika ada orang “memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.”

Bagan berikut memberikan daftar sejumlah tanggung jawab baik guru maupun pendengar sehubungan dengan firman Allah.

Tanggung Jawab kepada Firman Allah 

Tanggung Jawab Guru
Memberitakan “seluruh maksud Allah” (Kisah Para Rasul 20:27) Bukan mengajar untuk memuaskan “keinginan telinga” (2 Timotius 4:1-4) Menerapkan firman sama kepada semua orang (1 Timotius 5:21) Mengawasi dirinya sendiri dan pengajarannya (1 Timotius 4:16)

Tanggung Jawab Para Pendengar
Memiliki hati yang baik dan jujur (Lukas 8:15) Mengizinkan firman “menusuk” hati (Kisah Para Rasul 2:37) Senang hati menerima firman (Kisah Para Rasul 2:40) Menerima firman dengan lemah lembut (Yakobus 1:21) Menyelidiki (Kisah Para Rasul 17:11) Bersemangat untuk mendengar (Matius 5:6; Kisah 10:33) Ingin mendengar dan mengetahui seluruh firman (Kisah 10:33) Hanya menginginkan firman Allah (Matius 15:9)


Pertanyaan 

1. Apakah yang diperingati dalam Perjamuan Tuhan? (Lihat 1 Korintus 11:23-26)

2. Dari Matius 26:26-27, apa saja unsur Perjamuan Tuhan?

3. Menggunakan contoh yang ditemukan dalam Kisah Para Rasul 20:7: 
a. Kapan seseorang ambil bagian dalam Perjamuan Tuhan?

b. Seberapa sering seseorang ambil bagian dalam Perjamuan Tuhan? 

4. Menurut Efesus 5:19, jenis musik apakah yang digunakan dalam ibadah? 

5. Memperhatikan Kolose 3:16, apa saja alasan untuk bernyanyi? 

6. Mengutip ajaran dalam 1 Timotius 2:1-8, apa yang harus didoakan orang Kristen? 

7. Seberapa seringkah, menurut 1 Tesalonika 5:17, seorang Kristen harus berdoa? Apa maksudnya itu? 

8. Kapan orang Kristen memberi persembahan? (Lihat 1 Korintus 16:1-2) 

9. Berdasarkan ajaran dalam 2 Korintus 9:6-7, bagaimana seharusnya orang Kristen memberi persembahan? 

10. Jika seseorang mau mengajar, menurut 1 Petrus 4:11, apa yang harus dia ajarkan? Dfinisikan jawaban Anda. 

11. Menurut Matius 15:9, doktrin apa, jika dimasukkan dalam ibadah, menjadikan ibadah itu sia-sia? 

12.Sikap apa yang dipuji dari orang-orang yang mendengarkan khotbah rasul Paulus dalam Kisah Para Rasul 17:10-11? Haruskah kita memiliki sikap yang sama hari ini? Jelaskan jawaban Anda.  


Baca selanjutnya Pasal Delapan: Pekerjaan Gereja